Teknik Dasar Lompat Tinggi Yang Benar

Gurupertama. Teknik Dasar Lompat Tinggi Yang Benar. Tujuan lompat tinggi adalah si pelompat berusaha untuk  menaikkan pusat masa tubuhnya (center of gravity) setinggi  mungkin dan berusaha untuk melewati mistar lompat tinggi agar  tidak jatuh. Menurut peraturan lompat tinggi, si pelompat harus  melakukan tolakan dengan satu kaki, dan cara melewati mistar  tergantung pada individu pelompat. 

Dilihat dari sejarah lompat tinggi, dulu lompat tinggi  mempunyai peraturan bahwa pusat masa tubuh tidak boleh lebih  tinggi dari kepala, sehingga timbul gaya gunting (scissors). Seiring  dengan perkembangan teknik, peraturan tersebut berubah hanya  menekankan pada tumpuan saja, yaitu si pelompat tinggi harus  menolak dengan satu kaki, sehingga timbul macam-macam gaya  dalam lompat tinggi, yaitu: gaya guling sisi, guling perut dan  terakhir gaya fosbury fl op, yang dikenal dengan gaya Flop

Sejarah lompat tinggi 

Sejarah lompat tinggi yaitu Lompat tinggi bukan berasal dari permainan limpiade kuno, tetapi berasal dari bangsa Celtic. Lompat tinggi mulai dilombakan di Olimpiade modern pada tahun 1928.

Perlombaan resmi yang pertama diadakan di Inggris pada tahun 1840. Kejuaraan lompat tinggi wanita pertama diadakan di Amerika Serikat pada tahun 1895. Rekor pertama yang tercatat adalah pada ketinggian 1,83 meter pada tahun 1876. 

Sejak saat itu, rekor yang tercatat semakin tinggi dan teknik yang digunakan pun semakin beragam. Rekor lompat tinggi wanita yang terakhir adalah 2,03 meter, diraih oleh Niki Bakoyanni dari Yunani. Adapun gaya lompat tinggi yang pertama kali dipertandingkan adalah gaya tuck atau gaya jongkok

Baca Juga :  Sejarah Bulu Tangkis di Indonesia dan Dunia Lengkap

1. Peraturan lompat tinggi

Adapun Peraturan lompat tinggi yaitu Urutan melompat ditentukan dengan cara diundi. Sebelum perlombaan dimulai, para atlet diperbolehkan untuk melakukan percobaan lompatan di area yang akan digunakan untuk kompetisi.

Pada tahun 1865, diresmikan peraturan untuk melakukan tiga kali lompatan. Peserta mendapat kesempatan tiga kali mencoba/ mengulang untuk setiap ketinggian. Pada tiap lompatan, ketinggian dapat dinaikkan, tetapi tidak boleh diturunkan. Melompat dengan kedua kaki tidak diperbolehkan. Peraturan ini dibuat sejak tahun 1865 dan tetap dipertahankan hingga sekarang.

Jika tiga kali gagal pada ketinggian yang sama, peserta dianggap gugur. Lompatan dinyatakan gagal jika pada saat melompat peserta bertumpu dengan dua kaki, palang jatuh, batal melompat, tetapi telah menyentuh daerah pendaratan, atau melompat, tetapi tidak melewati palang.

Peserta boleh memilih untuk tidak melakukan lompatan pada ketinggian tertentu. Ketinggian lompatan dihitung dalam satuan centimeter (cm). Perhitungan ketinggian ini dilakukan sebelum peserta melakukan lompatannya. Pemenang lomba adalah peserta yang berhasil melompati palang tertinggi.

Jika ada nilai yang sama pada ketinggian tertentu, peserta yang jumlah lompatannya paling sedikit menjadi pemenang. Jika masih sama, peserta yang jumlah gagalnya paling sedikit menjadi pemenangnya. Jika masih sama juga, peserta dengan nilai sama pada ketinggian tertentu diadu lagi hingga diperoleh satu orang pemenang.

Ukuran busa untuk pendaratan dalam lompat tinggi minimal adalah 3×5 m Penjelasan: Tempat pendaratan tidak boleh kurang dari 3 x 5 m yang terbuat dari busa dengan ketinggian 60 cm dan di atasnya ditutupi oleh matras yang tebalnya 10 – 20 cm

Baca Juga : Sejarah Tenis Meja di Dunia dan di Indonesia

Gambar lapangan lompat tinggi dan ukurannya

Teknik Dasar Lompat Tinggi Yang Benar
Sumber : kabarka.com

Gambar lapangan lompat tinggi dan ukurannya

2. Teknik Dasar Lompat Tinggi

Adapun Teknik Dasar Lompat Tinggi sebagai berikut :

Lompat tinggi dilakukan dengan awalan lari. Kemudian, dengan bertumpu pada satu kaki, pelompat berusaha mengangkat badan agar dapat melewati palang yang dipasang di atas penopang tiang dengan ketinggian tertentu.

Pada lompat tinggi, ada empat gaya yang dapat dipilih.

1. Gaya guling (straddle),

2. Gaya terlentang (fostbur flop),

3. Gaya gunting (scissors),

4. Gaya guling sisi (western poll).

Gaya flop diperkenalkan pertama kali oleh Dick Fosbury pada tahun 1968. Sejak saat itu, para pelompat tinggi dunia banyak yang menyukai gaya flop. Sebelumnya, sudah dikenal beberapa gaya seperti gaya gunting dan gaya guling. Pada gaya flop, atlet berputar setelah melompat, sehingga memberi dorongan tambahan ke atas.

Dengan demikian, titik pusat badan melewati palang. Atlet mendarat dengan punggung di matras.

Seperti nomor lompat lainnya, lompat tinggi dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu awalan, tolakan, melompat, dan mendarat.

Berikut ini adalah tahapt dari 4 teknik dasar lompat tinggi sebagai berikut :

1) Awalan lompat tinggi

Tujuan awalan agar pelompat dapat bertolak dengan posisi optimum. Selain itu agar pelompat dapat bergerak dengan kecepatan yang sesuai dengan kemampuan dan kekuatan tubuhnya. Kecepatan yang terbaik sekitar 7 meter per detik.

Pelaksanaan awalan sebagai berikut.

a) Berlarilah dengan pendekatan lurus dan ambil awalan dengan sudut antara 20-40°.

b) Untuk pelompat pemula, awalan dilakukan dengan lari sekitar 5-7 langkah. Sementara bagi yang sudah berpengalaman dapat melakukan awalan dengan lari 7-11 langkah.

c) Berlarilah dengan menambah kecepatan. Beberapa langkah terakhir, langkah semakin diperlebar.

d) Berkonsentrasilah saat persiapan take off. Ubah posisi tubuh yang semula condong ke depan menjadi condong ke belakang.

2) Tolakan

Tolakan dilakukan untuk memperoleh kecepatan secara vertikal bagi pelompat. Tolakan biasanya menggunakan kaki kiri. Adapun tahap tolakan dilakukan sebagai berikut.

a) Tekuk lutut dengan sudut 125° saat telapak kaki kiri menginjak tanah.

b) Saat menolak, titik berat bertumpu pada kaki kiri. Dengan demikian, diharapkan lompatan dapat lebih tinggi.

c) Ayunkan lengan ke depan dan ke atas.

d) Ada dua hal yang perlu diperhatikan ketika melewati palang.

Pertama, letakkan pusat gravitasi di atas palang, jangan di bawahnya. Kedua, letakkan pusat gravitasi sedekat mungkin dengan palang.

Baca Juga : Tata Cara Melakukan Lari Estafet

3) Melompat

Pelompat harus berusaha melewati palang tanpa menyentuh palang sedikit pun. Sikap dan posisi tubuh saat melompat sebagai berikut.

a) Setelah kaki kiri menolak, ayunkan kaki kanan setinggi mungkin.

b) Hadapkan badan ke palang.

c) Pada ketinggian maksimum, lewatkan kaki kiri ke atas palang.

d) Putar ke arah kanan dan tundukkan kepala.

4) Pendaratan

Setelah kaki kiri melewati palang, kaki kanan diturunkan untuk  mendarat. Pelompat mendarat dengan menghadap palang.

Demikianlah artikel admin tentang Teknik Dasar Lompat Tinggi Yang Benar. Semoga bermanfaat

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url